10 Strategi minimalis mengantarkan jurnal agar bisa terindeks scopus

Kolom yang berisi informasi tentang jurnal / publikasi / tata kelola / OJS dan lain-lain, dalam bentuk File / Link
Post Reply
faizal
Posts: 104
Joined: 01 Feb 2017, 11:00
Location: Salatiga
Contact:

10 Strategi minimalis mengantarkan jurnal agar bisa terindeks scopus

Post by faizal »

10 Strategi minimalis mengantarkan jurnal agar bisa terindeks scopus

1. Perhatikan H-index penulis, semakin tinggi H-Index scopus id nya semakin baik. Ada juga gagasan menarik misalnya di jurnal Automotive Experiences untuk menarik partisipasi penulis yang hebat dan keren dalam authorship jika author H-Index scopus id nya 15 ke atas boleh lah dikasih fasilitas gratis APC.

2. Perhatikan H-index Editor harus lebih tinggi daripada reviewernya. ada pandangan umum bahwa di Indonesia itu reviewer itu lebih tinggi kedudukannya dari editor sedangkan di luar negeri berbeda. misalnya di Journal of Pragmatics yang Q1 : https://www.journals.elsevier.com/journal-of-pragmatics. isinya adalah editor dan jika ada reviewer dibahasakan review editor.
contoh yang baik dalam poin ini ialah Editor in Chief yang H-Index lumayan tinggi ialah EIC SiELE yang terindeks scopus Q1, EIC nya Ibu Prof. Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf, M.Ling., memiliki H index 8 di Scopus id nya. kesimpulannya editor jurnal yang baik juga harus memperbaiki diri menjadi penulis yang baik. jangan hanya rejact-reject tapi nggak pernah nulis. hmmmm gue banget :) :D

3. Cek H-index/sitasi jurnal. ini masih debatable karena ada yang berpendapat besarnya jumlah sitasi akan menentukan setidaknya 25 persen performa standing sebuah jurnal untuk dilirik team CSAB Scopus dan di sisi yang lain scopus citedness kecil tidak masalah asal ada aspek lain yang menonjol. contohnya ada jurnal-jurnal yang ketika apply ke scopus, scopus citedness relatif kecil atau sedikit seperti Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam (ar-raniry.ac.id) atau Islamic Guidance and Counseling Journal (iaimnumetrolampung.ac.id) tapi bisa terindeks karena aspek focus n scope yang super spesialis, grammar yang baik dan mutu artikel yang high quality merata pada jurnal-jurnal tersebut.

4. Keunikan focus and scope jurnal/super specialis. team CSAB Scopus biasa mereject jurnal yang aim and scope sudah ada contohnya di jurnal yang terindeks scopus.

5. Konsistensi antara focus in scope dan artikel yg diterbitkan. Misalnya disebutkan sebuah jurnal adalah kajian hukum Islam di asia tenggara tetapi author hanya dari indonesia; berarti tidak sesuai yang dinyatakan di deskripsi jurnal dan focus and scope dengan kenyataannya.

6. Diversity of authors dan Editors sebaiknya jangan hanya dari Benua Asia dan Afrika. sebaiknya ada juga yang dari benua Eropa, Amerika dan Australia. ini yang saya pahami dari komentar team CSAB Scopus:
- The geographical reach of authorship and/or content is still limited.
- The composition of the Editorial Board needs to be further diversified and grow for a global reach. Perwakilan editor minimal dari 3 benua (Tips dari Prof. Istadi-UNDIP, Suhu per-jurnal-an Indonesia)

7. Jaga Konsistensi jumlah terbitan per issue: Pengalaman di IJIMS Journal-UIN Salatiga dan juga seleksi di indexing Web of science. konsistensi jumlah terbitan termasuk catatan penting. jika satu issue terbit 6 paper, seterusnya harus konsisten 6 paper. jangan berubah jadi 7, 8 atau 9 karena banyaknya artikel yang masuk.

8. Artikel yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris wajib di-proofread oleh native speaker. Google translate, Grammarly, Quillbot saja tidak cukup. Perlu human editor idealnya native speakers dan ahli dibidang ilmu yang diproofread.

9. Jangan menyebutkan jurnal anda jurnal Internasional jika sebenarnya focus and scope-nya kajian lokal. lebih baik jurnal lokal tapi cita rasa global dari pada mengaku jurnal internasional tapi sebenarnya ini jurnal lokal.
Pengalaman IJTIHAD journal UIN Salatiga Alhamdulillah bisa terindeks scopus karena menambahkan wording ini di focus and scope: The journal puts emphasis on aspects related to Islamic Jurisprudence studies in an Indonesian context, with special reference to culture, diversity, living norms and customs, politics, sociology.....

10. Berdoa, tahajjud, dan banyak sedekah ini yang utama, guys!. usaha bumi itu 10%, usaha langit 90 persen. Allahumma scopus accepted.
Aamiin.
SOURCE: https://www.pegiatjurnal.com/2021/11/8- ... arkan.html
Dr.Faizal Risdianto,S.S,M.Hum, Mobile: 0856-4201-9501
E-mail: faizrisd@gmail.com
REGISTER JOURNAL
https://s.id/registerjournal
https://www.pegiatjurnal.com/

Post Reply